• 07 November 2016, 16:03 WIB
• /
• Dilihat 1543 kali

Manado(2/11/2016) Pada tahun 2016, Giliran Indonesia sebagai tuan rumah untuk pelaksanaan Pertemuan Working Group on Agriculture, Fisheries and Forestry Cooperation  (WGAFFC) Ke-20 Indonesia – Australia dimana pada tahun 2015 WGAFFC dilaksanakan di Australia. Pertemuan WGAFFC ke-20 dilaksanakan pada tanggal 2-3 November 2016 di Hotel Aryaduta, Manado.

Serangkaian pertemuan teknis diadakan dalam pertemuan WGAFFC ke-20, Salah satu Task Force yang terdapat dalam pertemuan WGAFFC yakni Task Force on Livestock and Animal Products dimana dilakukan pembahasan teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drh. Sri Mukartini M.App.Sc, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner selaku ketua Task Force on Livestock and Animal Products, yang didampingi oleh perwakilan Direktorat Teknis Lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yakni Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Pengolahan dan pemasaran Hasil Peternakan, Sekretariat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Badan Litbang Pertanian, Biro Kerjasama Luar Negeri, serta Kementerian Luar Negeri.Sementara Delegasi Australia dipimpin oleh Dr. David Cunningham – Export Standards Branch / Exports Division.

Pada kesempatan itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Sri Mukartini selaku Chair pada pertemuan TF dimaksud, menyambut semua delegasi dan memperkenalkan delegasi Indonesia. Beliau berharap forum ini menjadi wadah formal untuk mendiskusikan isu-isu bilateral antara Indonesia dan Australia sehingga kedepannya mampu memperkuat kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Pada  pertemuan Task Force on Livestock and Animal Products dimana terdapat 8 agenda yang dibahas, termasuk 3 agenda pada WGAFFC ke-19 tahun 2015  yakni: Update Cooperation programme, Indonesia’s Listing Requirements for Australian Rendering Establishment, dan Pasture Management and Seed Production sedangkan terdapat 5 agenda sebagai usulan baru dimana 3 diantaranya usulan dari Australia dan 2 usulan dari Indonesia. Usulan kegiatan dari Indonesia yakni:, Acces Market for Process Poultry  Productdan Twining laboratory testing on safety control of veterinary drugs residue in animal products.

Sedangkan usulan kegiatan baru yang diajukan oleh Australia yakni: Audit of Australian meat Establishments,Update on Indonesia Government Cattle Breeding Programme dan Kangaroo Meat Market Access.  

Hasil kesepakatan pada Task Force ini terdapat tindak lanjut yang akan dilakukan pada waktu dekat yakni usulan kegiatan dari Australia  pada agenda Audit of Australian meat Establishment dimanakedua belah pihak sepakat bahwa audit untuk 6 (enam) perusahaan daging Australia akan dilakukan tanggal 27 November sampai 3 Desember 2016. Pertemuan exit audit dapat dilaksanakan melalui video conference di Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Setelah melakukan diskusi dan pembahasan yang cukup panjang maka pada hari ke-2 pertemuan WGAFFC ke-20 yakni pada tanggal 3 November 2016 dilakukan penandatangan bersama Record of Meeting Task Force on Livestock and Animal Products  antara kedua belah pihak Indonesia (Sri Mukartini) dan Australia (David Cunningham).

 

(Sumber: Reno Sari, S.Pd, Asih Eka Setianingsih, Yuliana Susanti, S.Pt, Subbagian Kerjasama dan Humas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)