Peluang Pengembangan Industri Tepung Telur di Indonesia
- 23 Agustus 2024, 09:24 WIB
- /
- Dilihat 1305 kali
- /
- humaspkh
Kondisi perunggasan dalam kurun waktu 8 (delapan) tahun terakhir sempat memperlihatkan fluktuasi harga ayam dan telur secara umum di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) peternak rakyat yang diiringi dengan kinerja produksi telur dan livebird yang terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pengendalian pasokan yang efektif saat itu masih berupa pengurangan telur tetas, sehingga perlu suatu penataan perunggasan melalui pendirian industri pengolahan tepung telur dalam negeri yang diperkirakan menjadi solusi yang efektif untuk menata perunggasan layer sekaligus broiler.
Seiring dengan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam pemenuhan pangan asal ternak melalui agribisnis peternakan rakyat untuk mendorong peningkatan produksi pangan asal ternak khususnya telur ayam konsumsi dan didukung oleh produksi perunggasan dalam negeri yang semakin meningkat karena berdasarkan data statistik dari Ditjen PKH tahun 2023 bahwa kebutuhan telur nasional sebanyak 6.238.954 ton, dimana produksi nasional sebanyak 6.347.853 ton sehingga adanya surplus telur konsumsi sebanyak 178.770 ton. Melihat prestasi produksi tersebut, maka pantaslah jika pemerintah menginisiasi pilot project membentuk industry pengolahan telur berbasis UMKM.
Indonesia termasuk salah satu pengimpor beberapa jenis produk tepung telur, khususnya dari India, yaitu tepung putih telur (egg albumen powder), tepung kuning telur (egg yolk powder) dan tepung telur utuh (whole egg powder). Ketergantungan Indonesia pada impor tepung telur ini menimbulkan pertanyaan apakah kita tidak bisa memproduksi sendiri? Sementara data menunjukkan adanya trend kenaikan produksi telur ayam ras dalam negeri dimana pada tahun 2023 produksi telur segar mengalami surplus sebanyak 178.770 ton!!!.
Impor tepung telur yang cukup besar menunjukkan kebutuhan akan bahan baku industri tersebut masih cukup tinggi di Indonesia. Tepung telur umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan HOREKA (Hotel, Restoran, Katering) meliputi industri bakery, pastry, konfeksionery, mie instan, ice cream, biskuit, mayonaise, salad dressing serta produk olahan daging dan soup. Tepung telur juga dimanfaatkan untuk industri non pangan dalam pembuatan kultur media, inseminasi buatan, industri penyamakan, industri kosmetik dan industri pakan ternak.
Pembangunan industri tepung telur, selain dapat mengurangi impor juga dapat meningkatkan nilai tambah telur segar peternak. Gejolak harga, dimana harga telur segar di tingkat peternak di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya disebabkan karena adanya oversupply. Tepung telur memiliki daya simpan (shelf life) yang panjang, volume produk menjadi lebih kecil sehingga lebih hemat ruang dan biaya penyimpanan. Tepung telur juga memungkinkan jangkauan pemasaran yang lebih luas dan penggunaannya lebih beragam dibandingkan telur segar.
Untuk mendorong berkembangnya industri tepung telur di Indoensia dan meningkatkan nilai tambah telur segar yang dihasilkan peternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Tahun 2022 telah melakukan pilot project fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan tepung telur di Kelompok Guyup Rukun Selawase, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur dan kelompok ini berada dalam binaan Koperasi Putra Blitar. Seiring berjalannya waktu karena bantuan pemerintah masih skala kecil dan sulit dalam bergerak karena terikat dengan aturan kelompok yang ketat serta belum bisa memproduksi yang banyak karena keterbatasan mesin yang hanya memiliki 1 (satu) unit mesin produksi dengan kapasitas produksi 50 kg, maka pembina koperasi berinisiatif untuk membentuk konsorsium sehingga memudahkan untuk mendapatkan akses permodalan dari perbankan dalam menjalankan proses produksi, maka para punggawa konsorsium membentuk sebuah Perusahaan Terbatas (PT), sehingga terbentuklah PT. SIPAMAN (PT. Sinergi Pangan Mandiri). Dalam pelaksanaannya PT. SIPAMAN akan menyerap produk tepung telur hasil produksi Kelompok Guyup Rukun Selawase.
PT Sinergi Pangan Mandiri (PT. SIPAMAN) yang berkedudukan di Blitar, Jawa Timur-Indonesia, adalah IKM yang bergerak di bidang 'Food and Beverage' dan baru berbadan hukum sebagai perseroan terbatas sejak Desember 2024. PT. SIPAMAN didirikan oleh para profesional yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pengolahan pangan, khususnya olahan telur. PT. SIPAMAN memproduksi tepung telur ayam dengan konsep 'Zero Waste Production' dengan teknologi Agitated Pan Driying yang merupakan teknologi pengolahan tepung telur pertama di Indonesia yang dapat menghasilkan tepung telur berkualitas tinggi. Dengan pendampingan dan pembinaan oleh Direktorat PPHNAk, Kementerian Pertanian RI, PT. SIPAMAN untuk 5 tahun ke depan diproyeksikan akan menjadi produsen lokal utama untuk tepung telur guna memenuhi kebutuhan industri makanan dalam negeri Indonesia.
PT SIPAMAN fokus di bidang keahliannya untuk memproduksi tepung telur, yaitu Tepung Telur Utuh (Whole Egg Powder), Tepung Kuning Telur (Egg Yolk Powder), Tepung Putih Telur (Egg Albumen Powder) yang berasal dari telur ayam yang menjadi mitra peternak secara higienis dengan teknologi Agitated Pan Drying guna memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya industri makanan di Indonesia. Kapasitas produksi terpasang mencapai 8-10 ton tepung telur (campuran) per bulan dan secara bertahap akan dikembangkan menjadi 30 - 40 ton tepung telur campuran per bulan. Proses produksi menerapkan konsep Zero Waste Production sangat bersahabat dengan lingkungan dan pada saat yang sama berkontribusi untuk tumbuhnya UMKM sekitar pabrik untuk memproses limbah telur (cangkang telur) menjadi beberapa produk turunannya, seperti pupuk organik maupun bahan tambahan pakan ternak unggas maupun ikan.
Kondisi saat ini produksi tepung telur yang dihasilkan oleh PT. SIPAMAN sebanyak 4 ton egg yolk powder, 2 ton egg albumen powder dan 1 ton whole egg powder per bulan dan sudah melakukan MoU pembelian dengan PT. Ariane Kunci Sukses yang berkedudukan di Sekarwangi, Soreang Kabupaten Bandung. Fasilitasi ini diharapkan dapat berkelanjutan dan kedepannya dapat direplikasi di beberapa sentra telur di Indonesia.
Pembangunan industri tepung telur memiliki beberapa tantangan yaitu bahan baku telur segar dalam negeri yang cukup mahal dibandingkan dengan telur segar di negara lain sehingga harga jual tepung telur cenderung lebih mahal dibanding tepung telur impor, biaya investasi yang cukup besar serta kurangnya pembinaan dan pendampingan terkait teknologi pengolahan tepung telur untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Peluang industri tepung telur cukup besar. Pertama, karena permintaan impor yang cukup tinggi menunjukkan bahwa masih ada peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh produk yang dihasilkan dalam negeri. Kedua, target dari penjualan produk ini cukup luas meliputi industri pangan dan non pangan. Ketiga, pemasaran produk ini cukup mudah dan murah karena tidak memerlukan rantai dingin. Oleh karena itu, investasi industri tepung telur di indonesia secara bisnis menjanjikan dan mendukung pengembangan industri peternakan ayam petelur.
(J_Dit PPHNak)