Warisan Genetik Nusantara, Sapi Aceh Diakui Nasional sebagai Bibit Unggul !
- 24 Mei 2025, 09:33 WIB
- /
- Dilihat 59 kali
- /
- adminpemberitaan

Indrapuri – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Indrapuri mengokohkan posisi sapi Aceh sebagai salah satu plasma nutfah unggulan Indonesia yang wajib dijaga dan dilestarikan.
Kepala BPTU HPT Indrapuri, Yan Hendri, menegaskan bahwa sapi Aceh bukan hanya sekadar ternak lokal, melainkan aset genetik nasional. “Sapi Aceh adalah kekayaan plasma nutfah yang mampu beradaptasi sempurna di lingkungan tropis, tahan terhadap parasit internal dan eksternal, serta produktivitasnya terbukti baik. Ini warisan yang harus kita pelihara demi ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak,” ujarnya (23/5).
Perhatian khusus terhadap mutu bibit sapi Aceh diwujudkan sejak 2018 dengan pengajuan sertifikasi ke Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kementan untuk menjamin kualitas bibit ternak yang dihasilkan, sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 7651.3:2022.
Hingga saat ini, sebanyak 684 ekor telah berhasil memperoleh sertifikat LSPro sebagai bibit unggul. Keberhasilan ini memperkuat kepercayaan peternak, pelaku usaha, dan berbagai pemangku kepentingan terhadap kualitas genetik sapi Aceh yang dimiliki Kementan.
Sapi Aceh memiliki keistimewaan utama antara lain adaptif di iklim tropis, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, relatif tahan terhadap parasit, produktivitas karkas 52–55%, serta daging yang halus dan padat.
Dari sisi morfologi, sapi Aceh jantan berwarna merah kecokelatan dan betina merah bata, dengan bentuk muka cekung, tanduk mengarah ke samping dan melengkung ke atas, serta postur tubuh yang tegap. Ciri khas ini tidak hanya menarik, tetapi juga mencerminkan kekuatan dan ketahanan genetiknya.
Kementan berharap, dengan upaya sertifikasi dan pelestarian yang terus digencarkan, sapi Aceh akan semakin berperan dalam mendukung program pembibitan nasional, memperkuat ketahanan pangan, serta menjaga kekayaan plasma nutfah Indonesia untuk generasi mendatang. (*)