• Beranda
  • Berita
  • Perkembangan Kasus AI pada Unggas Terkini Dan Strategi Pengendaliannya s/d 31 Juli 2012

Perkembangan Kasus AI pada Unggas Terkini Dan Strategi Pengendaliannya s/d 31 Juli 2012

  • 13 Agustus 2012, 16:26 WIB
  • /
  • Dilihat 1463 kali
 
Perkembangan kasus AI pada unggas tahun 2006 s/d 2011
  Sejak terjadinya wabah AI pada unggas di Indonesia yang dideklarasi pada bulan Januari 2004, kasus secara bertahap menurun setiap tahun yakni tahun 2011 sebanyak 1411 kasus. Jumlah tersebut lebih rendahdibanding tahun sebelumnya 1502 (th.2010), 2293 (th 2009), 1.413 (th 2008), 2.751 (th 2007) dan 612 (th 2006).
2. Perkembangan Kasus AI selama tahun 2012
 
a. Telah terjadi penurunan kasus AI secara signifikan selama tahun 2012 dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama pada bulan Januari – April (selama musim hujan). Tidak terjadi gejolak kasus AI yang sangat menonjol pada unggas, baik pada unggas umbaran maupun unggas komersial.
b. Jumlah kasus AI pada Januari 2012 (39 kasus), Februari (66 kasus), Maret (72 kasus), April (43 kasus), Mei ( 107 kasus), Juni (39 kasus), Juli ( 42 kasus)
3. Laporan perkembangan kasus penyakit Avian Influenza (AI) pada unggas di Indonesia berdasarkan hasil Uji Cepat (Rapid Test) yang dilaporkan Tim PDSR (Participatory Disease Surveillance and Response) melalui SMSGateway
 
a. Kasus AI pada unggas pada bulan ini/Juni 2012 (1-30 Juni 2012)
 
1) Jumlah kasus AI sebanyak 38 kasus di 38 desa (diantara 76.613 desa se-Indonesia) pada 26 Kab/kota di 13 Provinsi, yakni: Jawa Tengah 11 kasus (Semarang, Temanggung, Wonogiri, Karanganyar dan Wonosobo), Sulawesi Selatan 7 kasus ( Sidrap, Makassar, Luwu dan Takalar), Jawa Barat 6 kasus(Indramayu, Kuningan dan Majalengka), DI Yogyakarta 4 kasus (Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Gunung Kidul), Riau 2 kasus (Siak, Kampar), Banten 1 kasus ( Lebak), Sumatera barat 1 kasus(Padang), Jambi 1 kasus (Sarolangun), Aceh 1 kasus (Bireun), Lampung 1 kasus (Lampung Selatan),Bali 1 kasus (Jembrana), Kalimantan Timur 1 kasus (Samarinda), dan Sulawesi Tengah 1 kasus(Sigi).
Menyebabkan kematian unggas sebanyak 1118 ekor (1023 ekor ayam kampung dan 95 ekor ayam layer).
2) Kasus paling tinggi terjadi di Prov. Jawa Tengah, yakni 11 kasus pada 11 desa yang menyebabkankematian unggas 306 ekor ayam kampung.
b. Kasus AI pada unggas pada bulan Juli 2012 (1-31 Juli 2012)
 
1) Jumlah kasus AI sebanyak 42 kasus di 42 desa (diantara 76.613 desa se-Indonesia) pada 30 Kab/kota di 11 Provinsi, yakni: Jawa Tengah 10 kasus (Semarang, Temanggung, Sragen, Purwokerto, Kendal, Kebumen, dan Wonosobo), Jawa Timur 4 kasus (Bojonegoro, Ngawi, Trenggalek, dan Bondowoso),Sulawesi Barat 4 kasus (Polewali mandar, Majene), Sumatera Barat 9 kasus (Pesisir selatan, tanah datar, Pariaman, Solok), DI Yogyakarta 5 kasus (Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo), Kalimantan Timur 5 kasus (Samarinda, Kutai Timur, Kutai Barat, Penajam Paser Utara), Sumatera Utara 1 kasus (Tebing tinggi, ), Aceh 1 kasus (Kota Banda Aceh), Riau 1 kasus (Pekan Baru), Sulawesi Selatan 1 kasus (Makassar), Sulawesi Tenggara 1 kasus (Konawe).
Menyebabkan kematian unggas sebanyak 1012 ekor (859 ekor ayam kampung, Ayam Kate 3 ekor, dan Puyuh 150 ekor).
2) Kasus paling tinggi terjadi di Prov. Jawa Tengah, yakni 10 kasus pada 10 desa yang menyebabkan kematian unggas 170 ekor ayam kampung
4. Kasus AI pada unggas terkait kasus Flu Burung pada Manusia
 
a. Kasus Flu Burung pada manusia 2005-2012 : 191 orang konfirm/159 meninggal. Tahun 2011 : 12/10 dan Th 2012 : 8/8
b. Daftar kasus Flu Burung pada manusia sebanyak 8 orang positif dan semua meninggal dunia pada tahun 2012 sbb:
 
1) AS (5 th), di Sunter Jakarta Utara, Januari 2012, factor risiko pelihara burung merpati balap
2) Kh (19 th) di BSD, Tangerang Selatan, Februari 2012, tidak ditemukan factor risiko pada unggas.
3) Wm (24 th) di Badung, Bali, Februari 2012, tidak ditemukan factor risiko pada unggas
4) M (24 th) di kota Bengkulu, Maret 2012, tidak ditemukan factor risiko pada unggas
5) Dd (17 th) di Lombok Barat, NTB, Maret 2012, factor risiko rumah korban berdekatan dengan tempat pengepul unggas
6) F (28 th) di Kota Pekanbaru, Riau, April 2012, factor risiko ayahnya penjual daging dan telur puyuh
7) Kk (8 th) di Karawang, Jabar, Juli 2012, factor risiko membeli 5 ekor unggas hidup di pasar tradisional setempat dan disembelih
8) AS (39 th) di Sleman, DI. Yogyakarta, Juli 2012, sedang dalam penelusuran factor risiko
5. Berdasarkan berbagai kajian menunjukkan bahwa rantai penyebaran virus AI pada unggas adalah mengindikasikan mengikuti rantai pemasaran unggas
  Dari hasil surveilans prevalensi virus AI di 261 pasar tradisional di Jabodetabek sejak tahun 2009 s/d 2012 menunjukkan cukup tingginya presentasi ditemukannya virus AI di dalam lingkungan pasar tradisional yang menjual unggas hidup dan karkasnya. Namun demikian cukup menggembirakan telah menunjukkan penurunan persentasi ditemukannya virus AI (sub type H5) secara signifikan, yakni tahun 2009 : 40.1%, 2010: 28.8%, 2011: 18.9%
6. Strategi Pengendalian AI pada unggas
  Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus AI pada unggas di bulan Januari s/d April setiap tahunnya bersamaan dengan perubahan iklim yang ekstrim di musim penghujan, maka telah diterbitkanSurat Edaran Menteri Pertanian kepada para Gubernur No. 35 tanggal 26 Januari 2012 guna meningkatkan pelaksanaan 8 Strategi Utama Pengendalian AI pada unggas adalah (1) Biosekuriti (2) Depopulasi (3) Surveilans (4) Vaksinasi (5) Pengawasan Lalu Lintas Unggas (6) Restrukturisasi Usaha Perunggasan (7) Public Awareness (8) Penegakan peraturan dan penerapan SOP.
7. Strategi Utama Pengendalian AI pada sektor-4 (Unggas Umbaran)
 
a. Unggas pekarangan diindikasikan sebagai sumber penularan Flu Burung ke manusia, tetapi sebagai korban penularan dari Unggas komersial melalui rantai pemasaran unggas
b. Penerapan metode PDSR (Participatory Disease Surveillance and Response) oleh Tim PDSR pada prinsipnya menerapkan 3 E (Early Detection, Early Report dan Early Response) dengan memberdayakan partisipasi masyarakat telah cukup efektif di 29 prov. Th 2012 diintegrasikan dalam Penguatan Pelayanan Veteriner Nasional berbasis Puskeswan, dimulai Pilot percontohan di 3 Prov (Bali, Riau, Sumbar).
c. Mendorong ke arah penerapan biosekuriti sangat sederhana (pengandangan/pemagaran, skala ekonomi, kebersihan dan penyiraman air deterjen, menerapkan PHBS, isolasi unggas baru/sakit, dll)
8. Strategi Utama Pengendalian AI pada sektor-3 (skala kecil-menengah)
 
a. Surveilans dan pelayanan kesehatan unggas :
  Program Veteriner Unggas Komersial (PVUK) telah dimulai dengan pilot percontohan Th. 2011 di 8 kabupaten di 4 provinsi (Jatim, Jateng, Jabar dan Lampung), Th. 2012 direplikasi di 3 Prov(Jatim, DIY, Sumbar)
b. Pelatihan dan percontohan Biosekuriti di peternakan dan rantai pasar unggas
c. Intensifikasi Vaksinasi (InVak) dalam bentuk percontohan sejak 2010 di 10 Kabupaten pada 3 provinsi (Jateng, DIY, Jabar). Th. 2012 direplikasi ke Jatim, Lampung, Sulsel.
9. Struktur Populasi Unggas tahun 2011 (Statistik Peternakan 2011)
 
a. Ayam Broiler : 1.041.968.246 ekor
b. Ayam Petelur : 110.300.428 ekor
c. Ayam Kampung : 274.892.875 ekor
d. Itik : 49.391.628 ekor
e. Setiap hari pemotongan ayam untuk kota Jakarta sebanyak 800.000 – 1.000.000 ekor setiap hari yang dipasok dari prov. Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung.
10. Struktur Populasi Unggas tahun 2011 (Statistik Peternakan 2011)
 
a. Kepmentan No. 28/2009 tentang Penataan Zoning dan Kompartementalisasi Usaha Perunggasan. Penerapan Kompartementalisasi dan Zona, telah dimulai dengan penerapan audit kompartemen, sebanyak 6 breeding farm yang telah memperoleh sertifikat bebas AI. Perlu percepatan proses audit.
b. Peran serta industri perunggasan perlu terus ditingkatkan melalui program Public Private Partnership (PPP) maupun Corporate Social Responsibility (CSR)
c. Komite Kesehatan Unggas Nasional (KKUN) -> Kemitraan 3 pilar (Pelaku Usaha, Pemerintah dan Akademisi) kesehatan Unggas.
11. Strategi Utama Pengendalian AI pada Rantai Pemasaran Unggas
 
a. Surveilans prevalensi AI di Pasar Tradisional dan Tempat Penampungan Unggas
b. Percontohan penerapan Pembersihan dan Disinfeksi (Cleaning and Disinfection) pada 22 Pasar Tradisional, 43 Tempat Penampungan Unggas dan Rumah Pemotongan Unggas, 4 Cleaning Station di Jabodetabek
c. Renovasi dan Rehabilitasi Zona Penjualan Unggas dan daging unggas pada pasar tradisional
d. Relokasi ke Tempat Penampungan Unggas terpadu Tempat Pemotongan Unggas dengan menerapkan standar minimal higiene dan sanitasi.
e. Promosi daging ayam ASUH
12. Komunikasi Publik
 
a. Komunikasi dengan masyarakat melalui SMS dan Call Center AI Direktorat Kesehatan Hewan No.08118301001
b. b. Informasi kasus AI pada unggas terkini di Indonesia dapat diakses melalui website:https://ditjennak.deptan.go.id


Direktorat Kesehatan Hewan
Direktorat jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset