1.821 Ekor Sapi Bali Milik Peternak Dikembangkan di Lahan Eks Tambang Milik PT. MHU CoaL
- 28 Februari 2017, 00:56 WIB
- /
- Dilihat 3970 kali
Kutai Kartanegara (28/2/2017), Sekretaris Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Dr. Ir. Nasrullah, MSc memberikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur dalam mengembangkan peternakan sapi di lahan eks tambang. Hal tersebut disampaikannya pada saat kunjungan kerjanya ke Kabupaten Kutai Kartartanegara Kalimantan Timur pada tanggal 28 Februari 2017.
“Pemda Kabupaten Kutai Kartanegara telah berhasil memanfaatkan lahan eks tambang dengan luas hampir 10 ribu hektar untuk digunakan sebagai padang penggembalaan sapi milik peternak. Saat ini, populasi sapi milik kelompok peternak yang dikembangkan di lahan eks tambang batu bara tersebut sudah mencapai 1.821 ekor”, ungkap Nasrullah.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya menyampaikan, kelompok-kelompok peternak disini sebelumnya telah mendapatkan bantuan sapi Bali dari Kementerian Pertanian, melalui dana APBN Ditjen PKH untuk program pengembangan sapi di lahan eks tambang batu bara. “Peternak yang mendapat bantuan program penggembalaan sapi di lahan eks tambang batu bara ini terdapat enam kelompok, yang tersebar di daerah sekitar lahan eks tambang batu bara milik PT. Multi Harapan Utama (PT. MHU Coal)”, kata Dadang.
Pada tahun 2015, Kalimantan Timur (Kaltim) telah dipilih menjadi provinsi atau daerah pengembangan integrasi sapi dengan lahan eks tambang batubara oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim mengatakan, potensi lahan eks tambang batubara di Kaltim cukup besar, sehingga membuka peluang terhadap kegiatan perekonomian. “Kaltim ditunjuk Kementan sebagai pilot project pengembangan kawasan ternak sapi terintegrasi di lahan eks tambang batubara secara nasional,” kata Dadang
Program pengembangan sapi Kaltim lanjutnya, sudah sangat sejalan dengan pembangunan peternakan nasional sesuai yang tertuang dalam nawacita Presiden Joko Widodo. Target populasi 2 juta sapi Kaltim sangat mungkin diwujudkan dengan mengoptimalkan lahan-lahan paska tambang yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
Dia menjelaskan, saat ini sudah terealisasi sinergi dengan pihak perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan untuk memelihara sapi-sapi di kawasan paska tambang salah satunya PT. MHU Coal di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dia berharap dan terus mendorong pihak perusahaan ikut serta dalam mewujudkan percepatan pencapaian populasi 2 juta sapi Kaltim dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan paska tambang mereka.
Lahan eks tambang, meskipun sudah ditinggalkan karena telah diesktrak mineral di dalamnya mempunyai banyak manfaat. Lapisan tanah di atasnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, bahkan untuk padang penggembalaan sapi dan pastura (kebun hijauan pakan ternak). Jika perusahaan tambang melakukan Good Mining Practices (praktik penambangan yang baik) dan menerapkan standar pengaturan lahan pasca tambang, maka lahan itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan hijauan. Terutama jika pola pengelolaan perusahaan tambang bagus dan ditanami dengan spesies rumput yang sesuai.
Ditjen PKH dan Dinas Peternakan Kaltim telah bekerjasama dengan PT. MHU Coal yang merupakan perusahaan batu bara untuk mengelola lahan eks tambang menjadi padang penggembalaan yang ditanami rumput untuk pakan ternak. Lahan tersebut telah ditumbuhi rumput yang subur dan dijadikan padang penggembalaan bagi sapi milik peternak yang ada di sekitar kawasan tambang. Berdasarkan penelitian, hijauan tanaman yang tumbuh di area lahan eks tambang tidak mengandung zat kimia berbahaya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Selanjutnya lahan eks tambang ini akan diserahkan ke Pemerintah Daerah pada tahun 2022.
"Segera kita buat Grand Design antara Pemerintah Pusat, Daerah dan Perusahaan. agar lahan eks tambang batu bara dapat dibuat Padang Pengembalaan" kata Nasrullah. "Pengelolaan lahan eks tambang disini sangat bagus sekali, sehingga sekarang bisa dipenuhi dengan sapi-sapi. Keberhasilan ini dijadikan sebagai Pilot Project agar bisa diterapkan di kawasan-kawasan eks tambang batu bara di seluruh Indonesia", tambahnya.
Contact Person:
- Dr. Ir. Nasrullah, MSi (Sekretaris Ditjen Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan)
- Yuliana Susanti, SPt, MSi (Humas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)