• Beranda
  • Berita
  • Kementan: Lulusan STTP Harus Siap Jadi Wirausaha

Kementan: Lulusan STTP Harus Siap Jadi Wirausaha

  • 28 Agustus 2018, 02:46 WIB
  • /
  • Dilihat 2084 kali

Malang (27/08/2018), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mewakili  Menterian Pertanian mengatakan lulusan STTP harus siap  menjadi Pelaku Usaha Pertanian atau Wirausahawan Muda dan Penyuluh Pertanian yang tangguh dan tahan uji. Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen PKH I Ketut Diarmita saat melepas 141 orang sarjana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Malang tahun akademik 2017/2018. 

Menurutnya, ditangan lulusan-lulusan sarjana inilah perubahan dibangun, inovasi ditularkan, serta kesetiakawanan dikembangkan. 

I Ketut katakan, wisuda merupakan momentum awal perjuangan dalam mengabdikan diri secara nyata di masyarakat. "Bangsa dan negara ini membutuhkan manusia yang memiliki daya juang yang tinggi, mau berbaur dan bersinergi dengan masyarakat, berkarakter, serta jiwa pengabdian yang tanpa pamrih," ungkapnya.

Lebih lanjut ditekankan bahwa selama menimba ilmu, mahasiswa diajarkan dan berlatih secara langsung bagaimana berwirausaha di bidang pertanian. Jiwa wirausaha tersebut harus ditanamkan pada diri sendiri ataupun ditularkan kepada orang lain, agar dapat mengelola usaha taninya dengan baik dan menguntungkan serta dibawa untuk berorganisasi dan berkelompok agar dapat mengatasi berbagai permasalahan usaha di kawasan pertanian. Alat mesin pertanian yang telah digelontorkan oleh pemerintah harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksinya. 

Tak hanya itu, Agrosociopreneur juga harus dikedepankan dalam melakukan wirausaha bidang pertanian yang tidak hanya mencari keuntungan semata dengan menggunakan pestisida dan obat kimia yang berlebihan, tidak memperhatikan kelestarian lingkungan serta mengabaikan kepentingan masyarakat. Produk pertanian utamanya beras adalah makanan pokok yang terkait dengan hajat hidup masyarakat, sangat mempengaruhi keseimbangan ekonomi dan juga menjadi komoditas politik. 

“Peran Penyuluh Pertanian diharapkan juga turut andil dalam mendukung program regenerasi petani, karena rata-rata setiap tahun kita kehilangan 2% jumlah rumah tangga petani yang berpindah profesi, dan dari petani yang ada ini 61 % berusia diatas 45 tahun” sebut I Ketut Diarmita

Generasi muda akan tertarik kepada sektor pertanian apabila ada sentuhan teknologi sehingga tidak terkesan terbelakang dan bahkan primitif, memberikan keuntungan yang nyata dengan melakukan diversifikasi dan nilai tambah, membuat jejaring usaha sehingga terjamin sarana produksi dan pasar, serta berwawasan lingkungan sehingga berkelanjutan. Hal itu yang membuat mengapa Penyuluh Pertanian diharapkan berdomisili di daerah setempat, tentunya akan familier dengan budaya setempat, paham dengan kondisi alam  dan agroklimat serta tahu harus kemana mengembangkan jejaring kerjasama yang potensial.

I Ketut Diarmita juga mengatakan, Regenerasi petani ini diharapkan dapat mendukung cita cita pemerintah dalam jangka menengah dan panjang yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani serta menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di Tahun 2045

Keyakinan dan optimisme harus di tanamkan dalam diri karena trend keberhasilan sudah terlihat dengan berbagai peningkatan produksi komoditas pertanian dan kinerja petani yang berkolaborasi dengan Penyuluh Pertanian, Peneliti, Mahasiswa, Dosen dan TNI dalam Upaya Kusus Peningkatan Produksi di Sentra Produksi Pangan. 

Mengubah paradigma, bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh, menanamkan kesadaran akan kebutuhan pangan nasional. Adalah upaya untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian. 

Ada 3 program yang telah dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam mendorong regenerasi petani diantaranya, Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya Khusus peningkatan produksi di sentra produksi pangan. Kegiatan ini selain melibatkan STPP, Perguruan Tinggi Mitra, Penyuluh Pertanian, BPTP, juga melibatkan TNI, serta Dinas dan Instansi terkait sektor Pertanian.

“Di tahun pertama program yang didampingi adalah “PAJALE” (komoditas padi, jagung, dan kedelai), di tahun kedua adalah 7 (tujuh) komoditas unggulan: padi, jagung, kedelai, bawang merah, daging, tebu, dan aneka cabe, dan pada tahun ketiga ditambah dengan program SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting), di tahun keempat pendampingan pada berbagai komoditas yang lebih luas serta mendorong pemanfaatan alat mesin pertanian agar dimanfaatkan secara optimal” ujar I Ketut Diarmita

Kemudian yang kedua yaitu, Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), hal ini merupakan program penumbuhan wirausahawan di bidang pertanian untuk siswa SMKPP lingkup Kementerian Pertanian, mahasiswa STPP dan alumni Perguruan Tinggi Mitra Kementerian Pertanian yang memiliki fakultas Pertanian dan/atau Peternakan. Program ini dilakukan secara berkelompok dan didampingi selama 3 tahun untuk menjadi wirausahawan yang mandiri dan tangguh

Ketiga yaitu Transformasi STPP menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian. Tahun 2018 ini sudah mendapat izin dan mulai menerima mahasiswa baru di 6 (enam) Polbangtan yang berjumlah 1402 orang yaitu Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogyakarta-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, dan Polbangtan Manokwari. Tahun 2019, Kementerian Pertanian diharapkan memiliki 10 (sepuluh) Politeknik Pembangunan Pertanian yang merupakan pendidikan tinggi  vokasi dengan berbagai Program Studi yang mendukung program-program Kementerian Pertanian. 

Empat Politeknik yang sedang berproses adalah Polbangtan Kupang, Polbangtan Sembawa, Polbangtan Banjarbaru, dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong Banten. Diharapkan lulusan dari Politeknik ini nantinya tidak hanya siap mengisi peluang kerja di dunia industri dan instansi pemerintah, namun lebih dari itu siap menjadi wirausahawan muda yang dapat menciptakan peluang kerja.
 
“Dengan lulusnya saudara dari kawah chandradimuka pertanian, selama 4 (empat) tahun ditempa di kampus ini, bukan berarti saudara telah tamat dari kegiatan belajar mengajar. Hidup ini adalah proses pembelajaran yang dinamis dan terus berkembang dengan cepat” kata I Ketut Diarmita

Teknologi informasi harus dimanfaatkan dengan baik untuk terus meng-update diri, melakukan kaji terap di lapangan dan diterjemahkan dalam bahasa petani agar mudah diadopsi dan diadaptasikan. Cyber Extension dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya aktif mengunduh akan tetapi turut serta menghidupkan dengan mengunggah hasil kajian lapang yang telah berhasil Saudara terapkan. Dengan demikian teknologi terapan bisa berkembang cepat sesuai dengan kebutuhan pasar dan kebutuhan masyarakat.

“Harapan kami adalah agar Saudara dalam bekerja maupun berwirausaha dapat bertindak profesional, mandiri, dan berdaya saing,” pungkasnya.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset